Tuesday, January 04, 2005

Kuala Sedili-Kenangan di Perkampungan Nelayan.

Sepinya tanah kelahiran untukku dari kota,
Dalam serba gelisah berpura sesuai merasa
Disinilah , O Kuala Sedili , Tangisku pertama bergema

Pada rumput menghijau seperti kesuburan kasih ibu
Ah,kenangan ketika kecil di bumi Tanjung Lembu
Sampai kini Sungai Sedili terbentang seperti dulu

Dari sini ku lihat payang dengan layar memutih
Didalamnya ikan-ikan Segar bukan milik mereka lagi
Ayahku di tiang layar, bersama paman jurumudi

Siapa bisa mengerti bahawa hidup demikian membara
Dalam kepahitan menyesak masih jua terdengar tertawa
Itulah kebanggaan mereka menyarai usus-usus keluarga

Tapi derita bagi mereka apalah erti
Bila mereka didalamnya , tak merasa lagi
Sebab tak dilihat mata, menjadi pusaka untuk kami

Dari pemergian subuh-subuh sampai pulang,
Tanpa keluhan pada matahari dan laut menggaram
Selain wajah-wajah menggelepar demi kepahitan mendalam

Apakah yang mendorong ketabahan seperti batu karang
Kalau hati yang pengasih itu sentiasa menyatakan
Sekepal nasi bagi anak-anak kami penyambung kemiskinan

Tidak ada kesedihan, barangkali hanya kematian
Sebab dalam kesakitan mereka bisa mengemudi payang
Semua telah berpadu seperti air dan garam di lautan

Hanya wajah-wajah tua ketika musim tengkujuh
Serupa daun-daun berguguran seleuruh jadi rapuh
Pintu maut sedang terbuka dari perut laut gemuruh

O tanah kelahiranku , betapa kau mimpikan eletrik
Sinar menyinar gemilang yang menghidupkan pekat malam
Sebab kau bumi nelayan yang berhak menerima kesuraman

Mana rumah-rumah sakit dan ubat Manis buat kita
Anak-anak nelayan tak bisa mengenalinya, ah bukan Kota;
Segala jadi biasa dan pendusta berulang bicara

Alangkah megahnya pemimpin dari kota berkata-kata
Yang sekali datang ketika masa empat tahun berulang
Ah, Kuala Sedili, gadis desa mentah-mentah diperkosa

Usman Awang-1950

Kuala Sedili..Bukan satu nama yang asing bagi diri aku..Biar asal aku dari Kota Tinggi namun Kuala Sedili bukan sesuatu yang asing buat aku..Saudara mara aku berselerakan di Kampung Nelayan Melayu ni…Tempat terpinggir yang wujud dalam zaman kanak-kanak aku…

..Kalau berkunjung ke sini di zaman kecil aku tak sah rasanya kalau tidak ke Jeti LKIM..Menunggu bot-bot nelayan pulang dengan rezeki mereka..Melihat senyum di raut wajah mereka kalau tangkapan hari itu baik atau berkongsi pedih hati mereka dengan kurangnya hasil tangkapan mereka…Pasti ada bot-bot pukat tunda biadab yang telah merosakkan pendapatan nelayan trdaisional ini...Riuh suasana jual beli hasil tangkapan nelayan..

..Bila aku masuk kerja aku sekarang ni aku makin dekat dengan jerit pekik kaum nelayan..Rintih pedih nelayan tradisional seluruh negara akulah yang akan jadi penterjemah bagi derita mereka..Harus dibawa rintih pedih itu untuk tatapan orang-orang atasan jabatan aku..Biar mereka sedar tentang perit kehidupan nelayan-nelayan tradisional seluruh negara…Nasib nelayan-nelayan ini harus dibela kerana sumber makanan negara ini sedikit sebanyak bergantung pada kaum nelayan ini…

“ Ada manusia menganggap nelayan itu satu kerja yang rendah nilai sosialnya sedang nelayan-nelayan inilah yang memberikan makanan-makanan buat mereka semua tu..Aku persoalkan disini siapa yang lebih rendah nilainya!!!”

Perkampungan-perkampungan nelayan yang pernah aku kunjung..Semuanya mampu memberi ketenangan buat aku..Memberi sedikit lapang hati aku dari ribut kacau Kuala Lumpur..Disini tiada kacau rusuh jiwa terlalu berkejaran dengan masa..Tenang bahagia mereka dengan kehidupan sederhana mereka..Dan aku manusia dari riuh kotaraya menanam rindu pada tenang suasana perkampungan mereka….

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home